• Tak Berkategori

    Memecah Letih 0 (0)

    Wanita mulia itu menjawab gamang, rasa malu jauh mengungguli keinginannya. Maksud hati ingin meminta bantuan pelayan pada sang ayah, apa daya lidah kelu untuk mengungkap, akhirnya hanya terlontar : “Tidak ada urusan yang kuingini ayah, aku hanya menyampaikan salam atasmu.” Meski sang suami sudah berupaya turut serta membantu pekerjaan rumahnya, seakan kelelahan tak mau berkesudahaan. Beban fisik seolah telah melampaui batas kemampuan dirinya. Hingga di hari berikutnya ia kuatkan tekad kembali menjumpai sang ayah, dan kali ini sang suami menyertai. Dari Ali r.a., ia berkata, Fatimah telah mengadu kepadaku tentang kedua tangannya yang lelah membuat adonan dari tepung gandum. Lalu…

  • Inspirasi

    Diam Berkesan 0 (0)

    “Ayah, aku menangis karena batu penggiling ini, dan aku menangisi kesibukanku yang silih berganti. Ayah tolong sampaikan pada suamiku, Ali bin Abi Thalib RA agar ia mencarikan seseorang yang membantu pekerjaanku.” Fatimah mencurahkan gundah hatinya, ketika sang ayah bertanya apa gerangan yang membuatnya ia bersedih. Sang ayah, Rasulullah ﷺ baru saja berkunjung ke rumah syahidah Fatimah Az Zahra dan mendapatinya tengah menangis di dekat penggilingan batu. Rasulullah ﷺ terdiam, lantas beranjak menuju batu gilingan. Tak berapa lama sang Nabi ﷺ melemparkan segenggam biji gandum sambil mengucap bismillah, maka berputarlah batu menggiling biji-bijian gandum sampai beliau ﷺ menitahnya berhenti. “Fatimah, bila…

  • Inspirasi

    Menyelami Diri 0 (0)

    Louis Braille, lelaki yang hampir berputus asa akibat bola matanya tertusuk saat bermain dengan pelana dan perlengkapan kuda. Luka di matanya kian parah, infeksi tak terkendali menyebabkan dirinya mengalami kebutaan total. Sempat frustasi, tapi Braille tak mati langkah. Ia mulai beradaptasi ulang pada dirinya. Menelusuri setiap perangkat hidup yang diberi. Ia mempertajam telinga dan indera perasa yang masih normal, memaksimalkan setiap potensinya, hingga Braille berhasil mengembangkan unsur rasa, sentuhan tangan dan pendengarannya  pada benda- benda timbul untuk kemudian dijadikan standar sebagai ‘ huruf Braille ‘ yang sangat berguna dalam membuka pengetahuan bagi para tunanetra. Seiring berjalannya waktu, banyak diantara kita…

  • Tak Berkategori

    Berteguh Hati 0 (0)

    Kebanyakan kita seolah takut dicela, hanya karena tak sama. Kita jadi enggan melawan arus, itu sebab pendapat dirangkai sejurus. Daripada terabai dalam sosialita, lebih baik ikut walau jiwa tak bahagia. Kita seperti ingin terlihat seirama, tapi lupa sejatinya diri tak sama. Sewarna tak selamanya menawan,  terkadang membuat pegal penglihatan. Terlebih bila bersama diminta melabrak norma yang sudah menjadi aturan dalam berpolah. Satu kejadian kecil jika pelakunya banyak pada akhirnya bisa menormalisasi perbuatan. Apalagi di dunia dimana netizen menjadi “wasit” melalui _like and comment_-nya. Segalanya ditakar dari rating, tidak lagi dilihat sejauh mana kelayakannya. “Menyesuaikan keadaan” dalih yang terkesan bijak di…

  • Inspirasi

    Merengkuh Nurani 5 (1)

    Boleh jadi semesta jemu, acapkali menjadi saksi atas kefasikannya. Seorang pemuda dengan siklus hidup teramat nista. Pagi menenggak khamar, hingga berbuntut pada cela yang lain; mengacau dan membegal. Malam jua kian beku. Atas ulah sang pemuda tak kenal malu. Menghampiri rumah lacur di penghujung waktu, hingga tak berbilang kubangan dosa yang terus direka. Sampai suatu waktu, ia terjebak cinta pada pandangan pertama. Khayalan terus menari dalam benak, bermimpi mendapat wanita pujaan. Berjalan ia, menyusuri pelosok desa, demi mencari berita seputar wanita pemikat hati. Tekad kuat membuahkan hasil, sang pemuda berhasil mendatangi kediaman sang wanita. Diutarakan maksud bertemu, dengan kejujuran sang…

  • Inspirasi

    Titik Harap 5 (1)

    Tak daya, sekeras apapun usaha melindungi sang jungjungan, lelaki berkulit kecoklatan itu tetap kewalahan. Tubuhnya kian ringkih, ia jadikan tameng agar sang Nabi saw. tak terluka. Tak ayal, kepala Zaid bin Haritsah r.a. pun babak belur, berdarah-darah! Siapa sangka kehadiran keduanya di tanah Tha’if mendapat perlakuan teramat kasar. Para pemuka Tsaqif di kota Tha’if menitah orang-orang jahat dan para sahaya mengusir lelaki mulia dan sahabatnya dengan menghujani batu dan cacian menyayat kalbu. Kedua tumit Rasulullah pun cedera, rembesan darah membasahi terompahnya. Tertatih sang Nabi menjauh pergi, diiringi Zaid yang tetap setia menjadi tabir pelindung. Suatu waktu syahidah Aisyah r.a. pernah…

  • Inspirasi

    Resonansi Kolaborasi 0 (0)

    (Sebuah Refleksi Perjalanan Hijrah Nabi saw.) Sepintas melihat iringan semut menyusuri lantai menuju satu tempat adalah hal biasa. Koloni jenis serangga ini seolah kumpulan makhluk yang homogen; tak berbeda bentuk antara satu dan lainnya. Tapi, tahukah engkau? Ketika diperhatikan lebih seksama, dari puluhan bahkan ratusan semut yang ada sebenarnya adalah koloni heterogen. Fenomena memukau akan didapati tatkala penghalang kecil ditaruh untuk memutus rute perjalanan para semut. Dari seribu semut dalam koloni, hanya sekitar enam yang akan bertugas menyingkirkan halangan tersebut. Dan itu dilakukan dengan cepat, tidak pakai ribut-ribut, demikian pakar perilaku dari Universitas Konstanz Jerman, Dr. Christoph Kleineidam mengatakan. Perilaku…

  • Inspirasi

    Perintang Doa 0 (0)

    Di pembaringan lelaki agung itu gelisah, matanya tak bisa terpejam hingga larut menggayut. Pikirannya sibuk mencari tahu apakah kurma yang siang tadi disantap halal baginya. Kekhawatiran menyeruak sebutir kurma menjadi sumber alasan. Ya, Rasulullah cemas apakah kurma yang ditelan bagian dari sedekah yang tak seharusnya disantapnya. Kekhawatiran juga menjalar merasuki sahabat mulia. Tak ayal, segera khalifah Abu Bakar r.a. memasukan jari telunjuknya ke rongga mulut. Sekuat mungkin ia mengorek-ngorek pangkal lidah, berharap bisa memuntahkan segelas susu yang belum lama diminumnya. Khalifah menyesali ketidak hati-hatiannya, akibat didera rasa haus yang sangat. Tanpa bertanya ia meminum segelas susu segar yang berada di…

  • Inspirasi

    Sahaja Berpetuah 0 (0)

    “Doakan mereka agar celaka!” Seru sang murid kepada Syeikh Ma’ruf al Kurkhi, ketika serombongan orang melewati mereka dengan bernyanyi seraya menenggak minuman keras. “Ya Tuhanku! Seperti mereka bisa bersenang-senang di dunia ini, buatlah mereka bisa bersenang-senang di akhirat nanti.” Doa sang guru seraya menengadahkan tangan. Sang murid heran demi mendengar doa sang guru yang justru mendoakan kebaikan dan keselamatan bagi para rombongan yang berulah tidak semestinya. “Apabila kalian melihat saudara kalian melakukan dosa, maka janganlah kalian menjadi penolong setan yang ingin mencelakainya dengan mengatakan “Ya Allah adzablah dia, Ya Allah laknatlah dia”. Tetapi mohonlah kepada Allah agar dia selamat (bertaubat).…

  • Inspirasi

    Berpikir Aku Bisa! 0 (0)

    Lelaki kecil menggenggam erat tangan sang guru, beriringan menyusuri pantai. Sesekali sang guru menunjuk ke arah jantung kota termasyur di abad ke-10 Konstantinopel, ibukota Imperium Romawi Timur. Sang guru, Syeikh Aaq Syamsuddin selalu mengulang-ngulang impian besar yang pernah Rasulullah sampaikan dalam sebuah pesan; “Sesungguhnya Konstantinopel itu pasti akan dibuka (ditaklukan). Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” [HR.Bukhari-Muslim] Dari kejauhan sambil menunjuk Byzantium sang guru menanamkan keyakinan,bahwa sang muridlah yang akan menaklukannya! Dan hanya dalam hitungan tahun, Sultan Muhammad Al Fatih, sang murid berhasil mewujudkannya; menaklukan Konstantinopel dengan 250 ribu pasukan terbaik. Setelah bertempur selama 53 hari pada…