Inspirasi

Menyelami Diri

0
(0)

Louis Braille, lelaki yang hampir berputus asa akibat bola matanya tertusuk saat bermain dengan pelana dan perlengkapan kuda. Luka di matanya kian parah, infeksi tak terkendali menyebabkan dirinya mengalami kebutaan total.

Sempat frustasi, tapi Braille tak mati langkah. Ia mulai beradaptasi ulang pada dirinya. Menelusuri setiap perangkat hidup yang diberi. Ia mempertajam telinga dan indera perasa yang masih normal, memaksimalkan setiap potensinya, hingga Braille berhasil mengembangkan unsur rasa, sentuhan tangan dan pendengarannya  pada benda- benda timbul untuk kemudian dijadikan standar sebagai ‘ huruf Braille ‘ yang sangat berguna dalam membuka pengetahuan bagi para tunanetra.

Seiring berjalannya waktu, banyak diantara kita kesadaran akan keunggulan diri memudar. Banyak faktor yang menutupi, lingkungan salah satunya.

Tempat bertumbuh diri kurang mendapat apresiasi dan dukungan, hingga kebaikan potensi tak tergali secara maksimal, bahkan cenderung tereliminasi.

Lingkungan secara tak langsung menyeret diri terpaksa ‘minder’ dengan keunggulan sendiri. Karena terkadang ruang yang tersedia bersifat formatif dan bertumpu pada beberapa bagian potensi saja, tidak menyentuh pada semua keunikan diri. Bisa ditebak ujungnya justru timbul kebingungan menemukan keunggulan diri.

Namun, tak elok jua menyalahkan keadaan dan lingkungan di usia yang seharusnya sudah sadar diri. Maka maafkan masa lalu dan biarkan ia menjadi cerita pemecut diri.

Kata bijak “Jangan meminta burung untuk berenang dan ikan untuk terbang, tapi mintalah burung terbang lebih tinggi dan ikan berenang lebih dalam “. Ini bisa dipahami sebagai sebuah ilustrasi, bahwa alam pun bergerak dan bermakna sesuai dengan keunikan yang diberi.

Buya Hamka pernah berkata “Mengenal diri sendiri jauh lebih sukar daripada ingin mengetahui kepribadian orang lain. Sebab itu, kenalilah dirimu sebelum mengenal pribadi orang lain.”

Memulai menilik diri, merefleksi segala apa yang ada di diri adalah langkah awal memulai sebuah kisah, menggoreskan prestasi pada lembaran yang masih tersisa. Fokus bertumbuh tanpa membandingan dengan orang lain. Karena sejatinya pesaing adalah diri kita sendiri. Bertarung melawan nafsu dan kemalasan yang kerap mengusik. Menakar proses bertumbuh dengan capaian yang kian membaik. Menajamkan dan memperbarui mindset . Meyakini fikiran, mengafirmasi diri,  bahwa kita adalah istimewa, punya keunggulan yang siap ditebar.

Bukankan kita terlahir dari pertarungan berjuta-juta sperma yang saling berupaya menembus sel telur dalam kesusah payahan? Dan bukankah takdir memilih hanya satu sel sperma yang bisa menembus ovum? Dan sadarkah kita, itulah cikal bakal diri ini?

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Qs.At Tin : 4)

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (Qs.As Sajdah: 9)

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.