Siapakah engkau?Lahir tanpa nasab, ataunasab tak menginginkan hadirmu?Rupa nan buruk, bersanding kepapaan hidup,menjadilah dirimu nihil adanya,Terabai, tanpa nama Julaibib, tetaplah tegar. Islam menghantarnya pada satu keyakinan, kemuliaan ada pada taqwa. Menjadi terdepan dalam setiap shaf shalat dan jihad adalah tekad yang mengiringi hari-harinya. Meski kebanyakan orang tak menganggapnya ada. Rasulullah SAW, seutama manusia, sangat peka terhadap pri hidup sahabat. Tanpa pandang bulu semua menjadi kepeduliannya. Termasuk Julaibib. ” Julaibib, apakah engkau tidak ingin menikah?” Berkata Rasulullah saat menemui Julaibib di selasar masjid, tempat peraduannya.” Duhai Nabi Allah, siapakah gerangan yang mau menikahkan putrinya dengan diriku”. Julaibib tersenyum tahu diri tanpa…
-
-
Dia telah membunuh genap 100 jiwa! Kekejian mana lagi yang lebih dasyat dan sulit ditolerir hati nurani. Namun manusia tetaplah manusia, tak bisa memungkiri fitrah. Sekecil apapun celah, keresahan tetap ada. Terbelenggu rasa bersalah, menghantui di setiap sepinya. Berkisah Rasulullah SAW. Dari Abu Sa’ad Ibnu Malik Ibnu Sinan Al Kudri RA. “Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu…
-
Wanita termangu dalam mihrabnya. Keresahan hadir membelenggu, tatkala utusan Allah mendatangi. Berkabar Jibril akan titah Tuhan, bahwa wanita itu akan diberkahi seorang putra. Bagaimana mungkin? Batin berkeluh, ia masih suci. Selama hidup terjaga diri dari pandangan apalagi jamahan lelaki. “ Maryam berkata: ‘Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!’” (Qs. Maryam: 20) “ Jibril berkata: ‘Demikianlah’. Rabbmu berfirman: ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’” (QS. Maryam:21)…
-
Pinctada maxima kerang tanpa kepala masuk golongan tiram penghasil mutiara. Sejak Sebelum Masehi, mutiara menjadi legitimate status seseorang. Wajar bila Julius Caesar hanya mempersilahkan kaum bangsawan sebagai pemakainya. Nyatanya di balik kemewahan mutiara, punya cerita. Adalah butiran pasir, terbawa arus masuk ke dalam cangkang kokohnya, hingga menyentuh sisi terlunak dari kerang. Ada luka dan nyeri di tiap gesekannya. Kerang tak tinggal diam, kekuatan “getah” titipan Sang Pencipta dimaksimalkan untuk menyelimuti butiran pasir. Memang butuh bertahun-tahun, tapi apalah artinya rasa sakit jika pada akhirnya mutiara sebagai jelmaan butiran pasir. Kebaikan adalah fitrah (tabiat) dan setiap manusia pasti menginginkannya. Sementara Islam adalah…
-
George Trepal, berhasil meracuni tetangganya dengan menabur bubuk Talium (TI) , tanpa rasa, warna dan bau pada delapan bungkus minuman bersoda yang sengaja ditinggalkannya di dapur Peggy Carr. Efek Talium membunuh secara perlahan, membuat kejahatan Trepal seolah sempurna, tak terendus. Peggy Carr mati setelah empat bulan terbaring sakit yang sebelumnya diduga akibat penyakit misterius, namun setelah dua tahun kebenaran terungkap, Carr mati karena diracun!.(kompas online, 2020) Bergidik membaca artikel Daily Mirror yang dirilis media online Kompas . Kasus kejahatan di Florida tahun 1988, membuat saya terhenyak. Bagaimana tidak?Motif Trepal membunuh dan membuat tiga anak Carr harus menjalani perawatan berbulan- bulan…
-
(Refleksi Hijrah) Lelaki itu menangis…Tak sanggup menahan sakit yang mendera. Sensasi panas di sekujur tubuh membuatnya gelisah. Ditatapnya lelaki yang tertidur dalam pangkuan. Sekuat tenaga ia bertahan, untuk tidak membangunkannya. Lelaki itu menangis…Tak bisa dicegah, butirannya mengenai wajah lelaki dalam pangkuan. “Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu, aku tersengat binatang“. Ujarnya lemah ketika melihat lelaki dalam pangkuan terjaga dengan tatapan penuh kecemasan. Rentang berlanjut,Jantung lelaki itu berdebar. Terdengar derap orang kebanyakan persis di atas tempat ia bernaung. Resah gulanda memuncak, saat tapak kaki mulai terlihat.Duhai.. bagaimanakah ini? Membatin ia, menatap sedih pada lelaki yang terdiam tenang di sisinya. Kekhawatiran menjelma…
-
Aku, Kamu dan akhirnya KitaMengayuh sejauh langkah yang dibisaSaling berirama, mencipta kidung kehangatan dalam kesejatian ,Meski kadang alunan terasa sumbang terdengar Aku, kamu menjadi kitaMerangkai perjalanan , mengarungi hidupDalam rentetan ujian tak bertepi,Terhenti ia, kala nafas tak berhembus,Menemani hari, seolah tak jemu bersua Tapi, hidup mestilah bergerak, senang atau tidak takdir berharap dijemputKarena mundur, artinya mati Berdamai dengan hati, lakon yang dibisa,Memilih keteladanan sebagai pengarah diri, haruslah sudah Risalah kalbu,Menebar kisah bertabur hikmah, dari sumber mata air kejernihanKebajikan nurani Kita , menjadi aku dan kamuBila waktu telah habisBerjibaku dengan dasyatnya perjalanan, menjemput keabadian cerita,Hingga akhir asa menjelma pada kebaikan sahaja