Inspirasi

Energi Ketulusan dan Peradaban

0
(0)

Pinctada maxima kerang tanpa kepala masuk golongan tiram penghasil mutiara. Sejak Sebelum Masehi, mutiara menjadi legitimate status seseorang. Wajar bila Julius Caesar hanya mempersilahkan kaum bangsawan sebagai pemakainya.

Nyatanya di balik kemewahan mutiara, punya cerita. Adalah butiran pasir, terbawa arus masuk ke dalam cangkang kokohnya, hingga menyentuh sisi terlunak dari kerang. Ada luka dan nyeri di tiap gesekannya. Kerang tak tinggal diam, kekuatan “getah” titipan Sang Pencipta dimaksimalkan untuk menyelimuti butiran pasir. Memang butuh bertahun-tahun, tapi apalah artinya rasa sakit jika pada akhirnya mutiara sebagai jelmaan butiran pasir.

Kebaikan adalah fitrah (tabiat) dan setiap manusia pasti menginginkannya. Sementara Islam adalah kebaikan itu sendiri. Dimana nilai kebaikannya diakui nurani secara universal.

Ibarat mutiara di dasar lautan. Kearifan budi pekerti kandungan ajaran Islam termaktub dalam Al Quran. Sebagai sebuah kitab, harus ada yang mengangkatnya ke permukaan, sebagai penterjemah nilai. Dahulu nabi dan rasul pengusungnya. Namun setelah Muhammad SAW sebagai penutup para nabi wafat, maka generasi shalafus shalih lah berperan sebagai penggantinya.

Majelis iman dan ilmu adalah ruang pengisi energi untuk bisa mereguk kepahaman sebelum menebar kebaikan. Pun sekaligus tempat menempa diri membentuk karakter sesuai petunjuk Ilahiyah. Memunculkan sosok penuh keteladan yang mengilhami orang lain untuk turut serta menyemai kebaikan menjadi harapan.

Di setiap amal, ketulusan adalah dasar. Ia bagaikan sumbu yang menyulut kobaran semangat jiwa untuk menetapi jalan. Kepahaman urgensi ketulusan menjadi tolak ukur seleksi Allah sebagai pijakan awal.

Implementasi ketulusan terasa sulit, namun bisa diupayakan. Jangan juga berasumsi meninggalkan kebaikan lantaran kekhawatiran tidak bisa menyematkan ketulusan. Ketidaktahuan dari kebaikan mana yang menelurkan investasi pahala serta penerimaan yang baik di mata Sang Khaliq, memacu diri bergegas untuk berbuat.

” … Ada orang yang sangat sederhana dalam beramal , dengan ketulusan tiada tara. Pujian tak membuat bertambah gairah dan celaan tak menghambatnya dari meningkatkan amal kebajikan…”.( Rahmat Abdullah, 2004)

Memahami ketulusan sebagai motivasi pribadi untuk konsisten dalam beramal, menjadikan hadir dalam majelis iman dan ilmu adalah kemestian. Memang, ujian dan problema akan mengiringi setiap prosesnya. Bahkan terkadang menyurutkan langkah para pengusung kebaikan untuk menekuninya.

Terilhami kerang mutiara, kegigihan menekuni proses di tengah himpitan ujian, memberi suport bagi aktifis kebaikan. Butir mutiara membuat kerang mampu bertahan, apalagi buah kebaikan dari majelis iman dan ilmu. Kompensasinya bernilai mahal; insan yang terinspirasi dengan kebaikan, berhimpun menyumbang keharmonian pada kehidupan dalam tajuk rahmat bagi semesta.

Bagaimana tidak? Majelis iman dan ilmu menempa pribadi unggul yang tulus dalam berbuat. Menutup celah kemungkaran hingga mempersempit ruang geraknya. Semua menjadi atas naungan rahmat, kasih sayang Rabb-nya.

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ

Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (Qs. Maryam: 96)

Umar bin Abdul Azis , wujud nyata. Kurang dari tiga tahun, dunia menyaksikan. Kebaikan, kebermanfaatan dan keadilan menaungi masa pemerintahannya. Bukan tanpa sebab, ada rentetan sebelumnya. Penyiapan Umar sebagai aktor dan umat saat itu selaku pigurannya sudah berlangsung lama. Saat momentum penyerahan tahta, berkatalah khalifah sebelumnya, Sulaeman Ibnu Abdul Malik dengan ketulusan mendalam. “. ..Sesungguhnya aku akan menyatakan suatu janji yang tidak memberikan kepada setan suatu bagian pun untuk berperan di dalamnya…” ( Muhammad Ahmad Ar Rasyid, 1999)

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *